Paundra Noor Baskoro

Saya  senang  sekali  membaca  kisah-kisah  inspiratif  orang-orang  yang  berhasil  menciptakan  perubahan  positif,  dan  salah  satu  kisah  yang  sangat  membekas  di  hati  saya  adalah  kisah  Paundra  Noor  Baskoro.

Lahir dan dibesarkan di Pacitan,  sebuah kabupaten di pesisir ujung timur bagian selatan Pulau Jawa,  membuat Paundra  memiliki  ketertarikan  yang  besar  terhadap  dunia  kelautan  dan  perikanan.  Ketertarikan  ini  semakin  kuat  ketika  ia  menempuh  pendidikan  di  SMA Negeri 1 Pacitan.

Meskipun  berasal  dari  keluarga  Pegawai Negeri Sipil (PNS),  Paundra  mantap  untuk  mengejar  mimpi  di  bidang  kelautan  dan  perikanan.  Setelah  lulus  SMA  pada  tahun  2010,  ia  melanjutkan  pendidikan  ke  Fakultas  Perikanan  dan  Ilmu  Kelautan  Universitas  Brawijaya,  Malang.  Ia pun  berhasil  menyelesaikan  studinya  pada  tahun  2018.

Saya  membaca  artikel  tentang  Paundra  di  internet,  dan  seketika  itu  juga  saya  terpukau  oleh  kisahnya.  Bayangkan,  di  usia  yang  masih  relatif  muda,  ia  telah  berhasil  menciptakan  berbagai  inovasi  yang  bermanfaat  bagi  masyarakat.

Mendirikan Growpal, Mendapatkan Pendanaan

Growpal saat mendapat pendanaan di ajang G-Sstartup di 2017. Sumber: https://www.marketeers.com

Dia tidak memilih pekerjaan kantoran. Justru ia membangun startup bernama Growpal. Growpal berperan sebagai platform bagi Paundra untuk melakukan ekspansi ke wilayah-wilayah yang potensial untuk budidaya udang. Melalui Growpal, ia menyediakan layanan konsultasi, pendampingan, dan pelatihan bagi para petani udang agar dapat meningkatkan produktivitas dan keuntungan bagi para petani sendiri.

Pada 2017, Growpal mengikuti kompetisi perebutan investasi venture capital (VC) bagi para startup internasional, G-Startup. Pada ajang ini, GrowPal raih suntikan dana US$150.000, 

Menyelamatkan populasi penyu di tengah ancaman pemanasan global

Penyu
Ilustrasi Penyu, sumber: Pixabay.com

Selain mendirikan Growpal, Paundra juga menerapkan ilmu  yang  diperolehnya  dengan  melakukan  riset  di  bidang  budidaya  udang  vaname.  Bermodalkan  lahan  milik  keluarga,  ia  membangun  kolam  bundar  berukuran  diameter  tiga  meter  dan  memulai  penelitiannya.  Ia  menebar  benih  udang  vaname,  mengidentifikasi  jenis-jenis  penyakit  yang  menyerang,  dan  mengirimkan  sampel  untuk  diuji  di  laboratorium.

Semangat  inovasi  Paundra  tidak  berhenti  di  situ.  Ia  juga  menunjukkan  kepeduliannya  terhadap  kelestarian  penyu  dengan  menciptakan  alat  penetas  telur  penyu  otomatis.

Pembuatan alat tersebut dilatarbelakangi karena meningkatnya suhu iklim yang memengaruhi  jenis kelamin tukik (anak penyu) yang menetas. Bbersama sahabatnya, Vian Dedi Pratama, Paundra menciptakan sebuah alat penetas  telur  penyu  otomatis dengan nama “Maticgator”. 

Maticgator dirancang untuk mengontrol suhu penetasan telur penyu secara otomatis, sehingga dapat mempengaruhi kecenderungan jenis kelamin tukik yang menetas. Inovasi ini mendapat dukungan dari masyarakat di Pantai Taman Kili-Kili, Pacitan, yang memiliki kepedulian tinggi terhadap konservasi penyu. Pantai Taman Kili-Kili pun dipilih menjadi salah satu lokasi penelitian dan pengembangan Maticgator.

Jatuh bangung saat mengembangkan budidaya udang vaname

Ilustrasi udang, sumber: Pixabay.com

Tidak hanya fokus pada konservasi penyu, Paundra juga menaruh perhatian pada bidang budidaya udang vaname. Ia termotivasi oleh kondisi para petani udang di sekitar tempat tinggalnya yang seringkali mengalami gagal panen akibat serangan penyakit dan faktor-faktor lainnya. Kegagalan panen ini tentunya menimbulkan kerugian besar bagi para petani, bahkan tidak sedikit yang mengalami kebangkrutan.

Paundra pun bertekad untuk menemukan solusi atas permasalahan tersebut. Berbekal pengetahuan yang didapatkan selama kuliah, ia memulai riset tambak udang dengan menggunakan kolam bundar berukuran diameter tiga meter. Ia menabur benih udang vaname, mengidentifikasi jenis-jenis penyakit yang menyerang, dan mengirimkan sampel untuk diuji di laboratorium.

Perjalanan risetnya tidaklah mudah. Paundra mengalami kegagalan demi kegagalan selama tiga tahun. Namun, ia tidak pernah berputus asa. Pada tahun 2021, ia akhirnya berhasil menemukan formula yang tepat untuk meningkatkan keberhasilan budidaya udang vaname, yaitu dengan menggabungkan racikan serbuk khusus dan sistem monitoring kualitas air berbasis teknologi digital (IoT).

Revolusi tambak udang dengan teknologi IoT

Sumber: x.com/growpalofficial/

Sistem IoT yang dikembangkan Paundra menggunakan sensor monitoring kualitas air laut 4-in-1 yang mampu mendeteksi empat parameter penting, yaitu salinitas, DO (oksigen terlarut), suhu, dan pH. Data dari sensor ini dikirim secara real-time ke layar PC yang terintegrasi dengan sistem monitoring.

Dengan adanya sistem ini, petani udang dapat memantau kondisi air tambak secara terus-menerus dan melakukan tindakan pencegahan jika terjadi perubahan parameter yang signifikan. Sistem ini juga memudahkan petani dalam menganalisis data dan mengambil keputusan yang tepat dalam proses budidaya.

Oh yah, selain itu, Paundra juga membuat sistem untuk mengendalikan limbah. Dia membangun sistem smart farm village dengan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di Kabupaten Pacitan dan Trenggalek.

Tambak berbasis data ini berbuah manis. Pada 2022,  Paundra dpaat mengoperasikan 20 kolam budidaya udang vaname dengan luas total 10 ribu meter.

Penghargaan dari Astra

Atas dedikasi dan inovasi yang telah dilakukannya, Paundra dianugerahi penghargaan SATU Indonesia Awards 2022 dari Astra. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas kontribusinya dalam memajukan teknologi kelautan dan perikanan di Indonesia. Paundra telah membuktikan bahwa dengan semangat, kerja keras, dan inovasi, kita dapat menciptakan perubahan positif bagi masyarakat dan lingkungan.

Kisah  kegigihan Paundra  ini  memberikan  saya  motivasi  untuk  tidak  mudah  menyerah  dalam  menghadapi  tantangan.  Kegagalan  adalah  bagian  dari  proses  belajar,  dan  yang  terpenting  adalah  bagaimana  kita  bangkit  dan  terus  berusaha  untuk  mencapai  tujuan.

Leave a comment

Quote of the week

"People ask me what I do in the winter when there's no baseball. I'll tell you what I do. I stare out the window and wait for spring."

~ Rogers Hornsby