spiderman3232

The Amazing Spiderman 2 adalah film garapan Mark Webb yang cukup menjanjikan. Film ini menghadirkan kembali petualangan Peter Parker dalam versi yang lebih baru dibandingkan film trilogy Spiderman sebelumnya (Versi Sam Raimi). Setiaknya,ada dua hal menarik dari film yang musiknya digarap oleh Hans Zimmer ini. . Pertama sosok Spiderman yang sangat mirip dengan karakter komiknya dan kedua adalah teknologi CGI pada film ini yang sangat luar biasa. Apalagi bila menonton film ini dalam  format 3D.  Terlepas dari hal itu, ada hal yang menarik yang coba diperlihatkan dari film ini. Hal tersebut adalah tentang rasa kehilangan. .

Kehilangan seolah menjadi sesuatu yang ingin coba disampaikan dalam The Amazing Spiderman 2. Setidaknya hal itu dapat terlihat dari perilaku  tokoh-tokoh yang digambarkan dalam film ini. Dari mulai tokoh utama, Peter Parker, sang Pacar Gwen Stacy, sang musuh Max Dillon, dan sahabat Peter Parker waktu kecil, Harry Osborn. Keempat tokoh ini saling terkait dan berjalan menjalani berbagai tindakan dengan latar rasa kehilangan yang berbeda.

Konflik Para Tokoh

Peter Parker misalnya. Tokoh utama dari The Amazing Spiderman 2 ini kini lebih mengeksplor sesuatu yang tidak hadir dalam film pertama, kehilangan yang amat dalam akan orang-orang yang dicintai. Di film pertama, The Amazing Spiderman, Peter telah berpisah dengan orang tuanya sejak kecil. Saat remaja, iapun kehilangan paman,yang telah menggantikan sosok “ayah”bagi dirinya. Pada film kedua, perasaan tentang kehilangan orang-orang yang dicintainya ini diramu menjadi konflik batin bagi sang Peter Parker.

Hal yang sama juga terjadi pada tokoh Harry Osborn. Harry telah kehilangan harapan dekat dengan orangtuanya saat kecil. Ia dikirim ke asrama saat usia sebelas tahun dan baru kembali dipanggil saat dewasa untuk memimpin perusahaan ayahnya, Oscorp. Pengiriman Harry ke asrama ternyata menyimpan rahasia kecil tentang keluarganya. Rahasia tersebut yang mengantarkannya menemukan harapan baru, yakni sosok Spiderman. Sayangnya harapan itu hilang karena Spiderman tidak bisa memenuhi suatu permintaan dirinya.

Musuh utama dalam film ini, yakni Max Dillon atau Electro. Tokoh ini adalah tokoh biasa yang ingin mendapat perhatian. Tokoh ini awalnya hanyalah seorang pegawai biasa di Oscorp. Karena suatu kejadian, tokoh ini berubah menjadi Electro. Sosok ini pada awalnya meragukan siapa dirinya. Ia begitu senang ketika ia mendapat perhatian banyak orang saat ia jadi sorotan di tengah kota. Sayangnya kehadiran Spiderman yang lebih menyita perhatian membuat Electro kehilangan pusat perhatian. Semua orang mengacuhkannya begitu Spiderman hadir dan mencoba menenangkan manusia listrik ini.

spiderman 3

Rasa kehilangan sebenarnya juga terdapat dalam perasan Gwen Stacy. Hanya saja cenderung tidak eksplisit. Pacar Peter Parker ini menjalani hidup seperti biasa meskipun ayahnya sudah meninggal. Hidupnya sedikit berbeda dengan sikap Peter yang cenderung labil. Ia sebenarnya dapat memahami karena Peter menyimpan beban untuk menjauh dari dirinya, sesuai permintaan ayah Gwen. Kerumitan hubungan inilah yang pada akhirnya membuat Gwen merasa kehilangan sosok Peter Parker.

Rasa kehilangan yang dialami para tokoh dalam The Amazing Spiderman 2 membuat rentetan peristiwa besar terjadi. Bahkan berbagai peristiwa membuat para tokoh mengalami bahaya yang besar. Dan semuanya dimulai dari rasa kehilangan inim sebuah rasa yang selalu dijelaskan sebagai sesuatu yang terpisah dengan suatu individu. Sesuatu yang sebelumnya ada kemudian pergi dari individu tersebut.

Fase  Kehilangan dalam The Amazing Spiderman 2

Bila menilik peritiwa yang dialami tokohnya, maka perasaan kehilangan para tokoh dalam The Amazing Spiderman 2 sangat sesuai dengan teori yang diungkap oleh Kublier-rose dalam bukunya, On Death and Dying (1969). Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa perasaan kehilangan terdiri dari lima fase. Dan kelima fase tersebut adalah sebagai berikut.

Fase pertama adalah pengingkaran. Fase ini umumnya tergambar jika kondisi seseorang menolak kenyataan bahwa sesuatu yang telah hilang itu telah terjadi. Reaksi yang dilakukan oleh individu ini biasanya meliputi rasa gelisah, menangis, dan tidak bisa melakukan hal apapun. Peter, Gwen, Harry, dan Dillon mengalami fase ini. Bahkan bibi May (Bibi Peter Parker) pun digambarkan mengalami hal ini, meskipun porsinya hanya sedikit.

Fase kedua adalah fase marah. Sesuai namanya, kondisi orang yang kehilangan  sesuatu meningkatkan kemarahan yang ada dalam dirinya. Dan hal ini juga tergambar dari The Amazing Spiderman 2. Harry yang marah besar dan  menyalahkan Spiderman karena permintaannya tidak dituruti. Dillon yang marah besar dean menyalahkan Spiderman karena selalu menjadi pusat perhatian. Alasan ini pulalah yang memotivasi tokoh Electro untuk membunuh Spiderman, untuk suatu motivasi dunia tanpa Spiderman. Fase ini juga terjadi pada Gwen saat hubungannya cukup rumit dengan Peter. Sedangkatn Peter lebih emosional “kedalam” dan tidak menunjukan sikap agresif ketika mengalami fase ini. Terutama pada akhir cerita.

logo
Fase tawar-menawar adalah fase ketiga dalam proses kehilangan. Fase ini sering dihubungkan dengan sikap pengandaian dan permohonan. Fase ini lebih banyak terjadi pada Peter Parker. Betapa tidak, semua orang yang dicintainya meninggalkan dia. Ayah dan ibunya sejak kecil, Paman Ben, dan Ayah Gwen Stacy yang ia hormati.  Harry pun mengalami hal ini. Dia bertindak dan seolah mengatakan kalau Spiderman menerima permintaannya, maka semua hal yang dilakukannya tidak akan terjadi.

Karakter Gwen tidak melewatkan fase tawar menawar dan depresi. Karakter ini lebih mengalir dan hidup menatap masa depan.  Max Dillon juga tampak tidak dijelaskan memasuki fase ketiga. Hanya saja sangat terlihat jelas bahwa Max Dillon memasuki tahap atau fase keempat yang disebut depresi. Fase ini merupakan untuk keluar dari masalah dan melakukan suatu tindakan. Harry Osborn pun mengalim fase ini. Keduanya melakukan sesuatu untuk menyelasaikan masalah dan keluar dari tujuan dan  harapan mereka yang hilang sebelumnya.

Fase kelima adalah penerimaan. Fase ini lebih merujuk pada suatu sikap tentang menerima kenyataan dengan tangan terbuka. Dari semua tokoh, hanya Spiderman dan Bibi May yang  bisa melewati masa yang satu ini.

Dari deskripsi tersebut, sang sutradara Mark Webb seolah berusaha menunjukan bahwa manusia akan mengalami suatu tindakan besar hanya karena proses kehilangan. Apalagi kehilangan sering merujuk pada suatu perasaan memiliki setelah sesuatu yang dicintai telah hilang dari bumi. Meskipun terlihat samar, justru tema seperti yang tampak ingin disampaikan dari film berdurasi 120 menit ini.