344334

Banyak yang bilang bahwa Captain America 2 : The Winter Soldier merupakan film superhero terbaik yang pernah dibuat Marvel. Hal ini tidak berlebihan mengingat kemasan film ini memang menawarkan sesuatu yang berbeda dibandingkan film Marvel lainnya. Penokohan yang lebih kuat dibalut dengan konflik berbau politik membuat  kemasan film ini secara keseluruhan memiliki tone-tone  yang gelap dibandingkan film pertama, Captain America : First Avengers.

Tampaknya Marvel belajar banyak dari DC Comic yang lebih membuat para tokoh utamanya terlihaat lebih manusiawi dibandingkan hanya menampilkan superhero tukang pukul yang so heroik. Hal ini tampak dari karakter Steve Roger, sang Kapten Amerika. Tokoh yang satu ini dibuat lebih banyak mengalami konflik batin dengan dirinya sendiri. Dan hal ini yang akan menjadi fokus pembahasan dalam ulasan Captain America 2 : The Winter Soldier ini.

Konflik Batin Sang Superhero

Roger yang hidup di masa lalu menemukan bahwa keberadaan dirinya di era modern adalah sebuah kesepian. Kekasih yang dicintainya dulu pun kini sudah tua renta dan hanya terbaring di ranjangnya Sementara itu, teman-teman seperjuangannya di masa lalu sudah banyak yang tiada. Steve benar-benar sendiri. Ia memang berada dalam lingkup SHIELD tempat ia bekerja. Hanya saja hal ini tidak membuat sesuatu dalam dirinya hidup. Bisa dibilang Steve merasa lebih hidup ketika ia berjuang bersama teman lamanya ketika ia hidup di era Perang Dunia II.

Kesendirian Steve memang tidak ditampilkan secara berlebihan atau terlihat didramatisir. Bahkan ketika Steve mengujungi museum, penggambaran masa lalunya adalah visualisasi penegasan yang menggambarkan rindunya akan suasana dan semangat saat itu. Kesepian Penggambaran rasa sepi Steve juga dijelaskan lewat  dialog-dialog yang  hadir di film ini. Dialog filosofis dengan Sam Wilson tentang semangat berjuang  bersama rekan kerja seolah menggambarkan bahwa pada dasarnya Steve memang sedikit kehilangan arti hidup di zaman ini. Bukan hanya dialog rasa sepi dengan rasa  yang cenderung serius, kesendirian Steve juga jadi bahan candaan (atau godaan) dari  Natasha Romanoff atau Black Widow yang menyuruh sang kapten untuk kencan dengan wanita yang bekerja di SHIELD. Hal-hal ini menunjukan bahwa memang sang tokoh utama ini mengalami fase kesendirian.

images

Filosofi Kesendirian

Rasa sepi yang dialami Steve Rogers memang agak terlihat kompleks. Terlebih ia tidak memiliki teman dekat.  Penggambaran tokoh Steve Rogers ini juga sejalan dengan apa yang dikatakan oleh ahli filsuf terkemuka, Aristoteles  yang menyatakan bahwa “tanpa teman tidak ada seorang pun yang akan memilih hidup, meskipun dia memiliki semua barang lainnya”. Steve memiliki semua hal yang ia mau tetapi semangat hidupnya terombang-ambing ketika ia masuk pada fase kesendirian ini. Terlebih ketika konflik memasuki fase sengit, yakni ketika Steve Rogers menjadi buronan SHIELD. Steve menjadi buronan dan diincar oleh  pasukan elite STRIKE, yang masih dalam lingkup SHIELD. Ia dicurigai karena ia orang terakhir yang bertemu dengan seorang tokoh penting SHIELD yang mati terbunuh. Kesendirian dan ketidakpercayaan pada orang-orang sekeliling pun melengkapi petualangannya.

Meskipun pada akhirnya Steve bisa percaya kepada dua temannya, rasa rindunya pada masa lalu kemudian mencengkram pikirannya. Terlebih ketika Steve bertemu dengan salah satu tokoh yang mengingatkan akan kenangan ketika ia berjuang di masa lalu. Namun semua pikiran itu ia bisa tegaskan untuk disisihkan karena ada tugas yang harus diembaninya, yakni berjuang kembali meskipun suasana tidak seperi dulu. Pada akhir bagian, sang tokoh utama bisa menghilangkan larutnya ia dalam kesendirian. Fakta tentang masa lalunya yang berhubungan dengan konflik dalam tubuh SHIELD membuat dia harus menepikan egonya. Karena barangkali Steve percaya tentang filosofi kesendirian yang dikatakan oleh Aristoteles, bahwa brang siapa yang senang dalam kesendirian adalah seperti binatang liar. Dan tentu Steve tidak mau membiarkan dirinya seperti binatang liar yang tidak tahu arah tujuan hidup.

Demikian ulasan tentang konflik yang dialami tokoh utama dalam film Captain America 2 : The Winter Soldier. Konflik yang dialami oleh Steve Rogers ini hanya sebagian besar dari apa yang terjadi di Captain America 2 : The Winter Soldier. Karena film ini juga menyiratkan banyak hal yang membuat nilai film ini tidak lagi sekadar film aksi superhero komik semata. Bisa dikatakan Captain America 2 : The Winter Soldier ini memang film superhero yang lebih sarat makna.