Masalah terbesar industri pertanian di Indonesia adalah rantai logistik yang panjang yang membuat hasil pertanian harganya mahal saat diterima di konsumen akhir. Rantainya bermula dari petani yang menjual hasil taninya ke distributor dengan harga murah. Distributor ini biasanya dijual juga ke distributor lain sebelum sampai ke konsumen.
Yang membedakan, makelar ini menjual produk tani dengan harga tani yang lebih tinggi. Contohnya, petani menjual hasil taninya ke distributor tempat tani berdomisili. Distributor ini kemudian menjual ke distributor luar kota dengan harga 50% lebih tinggi dari harga asalnya. Distributor luar kota menjual ke pasaran, 50% dari harga beli dari distributor sebelumnya.
Dari pasar, konsumen membeli dengan harga yang lebih tinggi karena tentu pasar ingin untung. Semisal, hasil tani awalnya dijual dengan harga Rp100.000, dijual ke distributor menjadi Rp150.000 kemudian dijual lagi menjadi Rp200.000 ribu dan penjual di pasar bisa saja menjual ke konsumen dengan harga Rp250.000 sampai Rp300.000.
Rantai logistikt ersebut hanyalah simulasi, bisa saja rantainya lebih panjang yang membuat hasil tani dijual dengan harga yang tidak semestinya. Karena fenomena ini, sering muncul istrilah tengkulak untuk para distributor. Hal ini juga memicu kecemburuan para petani yang merasa dimanfaatkan oleh para tengkulak.
Fenomena inilah yang kemudian ingin dicari solusinya oleh PT. Kiosagro Indonesia Sejahtera. Perusahaan yang ada di Kota Bandung ini menghadirkan sebuath layanan bernama Kiosagro.com.
Kioasagro.com ini adalah tempat jual beli, layaknya marketplace populer, hanya saja fokusnya adalah bidang agro. Bidang agro dalam hal ini tidak hanya pada sektor pertanian tetapi juga sektor perkebunan, peternakan, perikanan, kelautan ataupun hasil olahan dari itu semua.
Pada Senin, 20 Mei 2019, saat Hari Kebangkitan Nasional, Kiosagro.com ini resmi diluncurkan. Bertempat di Hotel Patra Comfort, Jalan Ir H Juanda No 132 Bandung, saya diundang untuk menghadiri peluncuran bertajuk “Soft Launching AGROners Berdigital di era Millenials”.

Pada acara tersebut, hadir CEO dari Kiosagro.com, Hadiyan Nursofyan. Pak Hadiyan ini adalah sudah berpengalaman di bidang agro karena latar pendidikannya juga yang lulusan pertanian. Pengalaman di bidang pertanian atau industri agro inilah yang akhirnya membuat Kioasagro.com dihadirkan.

Pembicara lainnya yang hadir pada acara ini adalah Prof. Tuhpawana. P. Senjaja yang merupakan dosen senior pertanian UNPAD. Ada juga Ibu Siti Nur Maftuhah penggarak UMKM Jabar. Tidak ketinggalan rekan blogger yang juga penggiat UMKM Jawa Barat, Ade Setriadi Truna hadir sebagai pembicara di bagian penutupan.

Ada juga Renata Pramento, CTO dri Kiosagro, dan Syaeful Bahri, CPO dari Kioasagro. Keduanya memaparkan cara kerja kerja Kioasgro.com ini.
Sebenarnya, cara Kiosagro.com sama seperti martketplace pada umumnya. Penjual bisa menjual hasil agro di situs ini. Barang yang dijual dalam bentuk olahan yang sudah jadi ataupun hasil tani langsung.
Nah, konsumen bisa membeli langsung barang tersebut dengan cara transfer via rekening bank, yah mirip seperti jual beli pada umumnya. Barang yang dibeli tentu saja dikirimkan melalui jasa kurir yang populer di Indonesia.
Dengan cara ini, petani bisa langsung menjadi penjual dari hasil taninya ke Kiosagro.com. Jadi, para petani bisa langsung menentukan harga sendiri dan tidak melewati rantai tengkulak yang panjang. Konsumen pun bisa langsung membeli hasil tani dengan harga yang langsung ditentukan oleh petani, sama-sama untung tentunya.
Oh yah, penjual yang menjual hasil taninya di Kioagro bisa berjualan secara gratis selama 30 hari. Jika lebih dari 30 hari, Kiosagro menyediakan pilihan paket berbayar.
Pilihan paket berbayar ini menurut saya sendiri bagus tetapi bisa jadi pedang bermata dua. Bagus karena Kiosagro menawarkan cara monetasi layananya dengan baik tetapi bagi penjual pemula, tentu merek akan berpikir lagi jika barang jualannya tidak terlalu laku.
Sebenarnya cara monetasi lain bisa dipilih oleh Kiosagro. Cara tersebut adalah dengan menggratiskan terlebih dulu semua layanan dari Kiosagro.com samapai banyak penggunan yang memakainya. Baru kemudian ditawarkan fitur premium kepada penjual.
Cara ini tentu bisa membuat banyak orang melirik Kiosagro tetapi cara ini juga memerlukan ongkos yang tinggi untuk bertahan. Lihat saja banyak layanan startup yang gugur di tengah jalan karena tidak memiliki bahan bakar uang untuk kebutuhan marketing.
Jadi, menurut saya, cara monetasi berbayar setelah 30 hari masih masuk akal. Terlebih jika Kiosagro mampu memberikan berbagai layanan menarik bagi penjual di Kiosagro.com. Terlebih, Pak Hadiyan, selaku CEO mengatakan akan membangun ekosistem dari Kiosagro.com.

Saya apresiasi langkah dan visi dari Pak Hadiyan. Kehadiran Kiosagro.com juga tergolong menarik. Hanya saja, banyak PR yang harus dilakukan oleh Kiosagro.com agar dikenal di masyarakat luas. PR pertama tentu saja bagaimana agar layanan ini bisa merekrut banyak petani untuk menjual hasil taninya di Kiosagro.com.
Nah, buat para petani atau para pelaku UMKM di bidang Agro, tertarik untuk berjualan di Kiosagro.com?