Tidak seperti biasanya, Sabtu tanggal 16 Maret 2019, Bandung mengalami perubahan cuaca yang begitu cepat. Pagi, ketika saya masih di rumah dan masih berselimut hangat, hujan menetes ke atap rumah membuat pagi terasa tidak begitu semangat. Beberapa jam kemudian,cuaca pagi yang mendung bahkan terkesan kelabu sedikit mulai terang meski matahari tidak terlalu tampak.

Perubahan cuaca cepat terjadi ketika langkah kaki saya sudah jauh dari rumah, tepatnya berada di salah satu kampus negeri di Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia. Tentu saya datang ke kampus ini tidak dalam rangka belajar atau mengajar apalagi mengikuti seminar. Sabtu terlalu bikin tidak bikin semangat untuk acara yang serius-serius.

Kaki saya melangkah dari parkiran motor UPI atas ke arah barat ke Kawasan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan UPI. Di Kawasan ini ada sebuah Gedung bernama Gymnasium yang di belakangnya terdapat lapangan sepak bola. Sebuah lokasi yang persis seperti cerita anime di Jepang, yakni sebuah lapangan di belakang gedung sekolah.

Tapi saya tidak akan bicara soal anime disini, tidak juga dengan Gymnasium dan juga UPI. Yang akan saya ceritakan kepada pembaca adalah soal “sepak bola”. Bukan tentang kisruh yang ada di PSSI, melainkan apa yang terjadi di lapangan belakang Gymnaisium UPI.

Waktu sudah menunjukan pukul 14.00 WIB, matahari cukup terik dan di lapangan ada pertandingan bola antar perguruan tinggi. Yang bertanding saat itu adalah tim sepak bola dari Universitas Siliwangi melawan tim sepak bola UPI.Ini adalah pertandingin kick off yang menjadi awal rangkaian acara dalam menyambut “LIGA SEPAK BOLA BERJENJANG PIALA KEMENPORA 2019”.

Liga Sepak Bola Berjenjang Piala Kemenpora 2019 ini diadakan karena pentingnya upada dalam rangka percepatan peningkatan prestasi sepak bola nasional dan internasional, khususnya kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga. Kegiatan ini juga hadir karena dilatarbelakangi dengan pentingnya perkembangan sepak bola sejak usia dini. Seperti yang diungkapkan oleh Menurut Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, yakni

Sepak bola harus dikawal sejak usia dini. Persiapan pelatih hingga perangkat pertandingan seperti wasit berlisensi serta infrastruktur olahraga harus diperhatikan.

Untuk lebih lengkap soal latar belakang kehadiran kompetisi ini bisa disimak pada slide berikut ini.

Pak Imam tentu adalah orang yang ada di balik kehadiran Liga Sepak Bola Berjenjang Piala Kemenpora 2019 ini. Beliau juga turut hadir di lapangan ini untuk membuka rangkaian kegiatan Piala Kemenpora 2019 ini. Pertandingan antara  tim sepak bola dari Universitas Siliwangi melawan tim sepak bola UPI yang kemudian berakhir dengan skor seri adalah pertandingan pembuka untuk kemudian dilanjutkan pada kegiatan pembukaan Liga Sepak Bola Berjenjang Piala Kemenpora 2019.

Saya duduk di tribun untuk kemudian menyaksikan panggung yang cukup jauh dari pandangan. MC kemudian bersuara dan ketika Pak Imam Narawi sudah hadir, tarian pembukaan khas tarian kolosal pembukaan sebuah acara atau gelaran dihadirkan. Yang menghadirkan tarian kolosal tersebut adalah UKM Kabumi dari UPI.

Pembukaan Liga Sepakbola Berjenjang Piala Kemenpora 2019

Pembukaan berjalan lancar sampai kemudian langit tiba-tiba semakin mendung dan memberi hadiah rintik hujan ke lapangan. Saya dan banyak orang yang ada di Tribun tidak mengalami kesulitan terhindar dari hujan. Tetapi mereka yang menari di lapangan untuk sekadar memeriahkan acara tidak bisa terhindar dari hujan. Tarian pun tidak bisa dihentikan. Mereka masih melanjutkan tarian pembukaan tersebut. Dan fenomena ini cukup diapresiasi banyak orang.

Setelah acara pembukaan, giliran sambutan. Yang pertama adalah sambutan dari Deputi Pembinaan Olahraga kemudian dilanjut dengan sambutan dari Pak Menteri Imam Nahrawi. Setelah acara sambutan ini, Pak Imam melakukan seremonial pembukaan Liga Sepabola Berjenjang Piala Kemenpora 2019 dengan cara menendang bola ke gawang.

Pak Imam Nahrawi Melakukan Tendangan sebagai simbol dibukanya Liga Sepak Bola Berjenjang

Acara pembukaan ini berlangsung sampai sore hari. Acara ini tidak sekadar memperkenalkan liga yang biasa saja alias yang itu itu saja, namanya juga “Liga Sepakbola Berjenjang” yang berarti kompetisi ini diikuti oleh berbagai usia. Berdasarkan penelusuran yang saya lakukan di lapangan atau di acara ada berbagai fakta menarik terkait kompetisi yang satu ini. Beberapa faktanya sebagai berikut.

1. Penyelenggaraan ke-4 kalinya

Liga Sepakbola ini merupakan merupakan gelaran yang ke-4 kalinya diadakan oleh Kemenpora yang didasari atas

Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional yaitu :

  • Melakukan pembinaan usia dini dan usia muda secara berjenjang.
  • Menyelenggarakan kompetisi sepakbola kelompok usia tingkat elit (unggulan) satuan pendidikan dan Sekolah Sepak Bola.

Latar belakang kegiatan ini bisa disimak lebih lengkap pada infografis berikut ini.

2. Diikuti berbagai lapisan usia

Pembukaan Liga Sepakbola Berjenjang Piala Kemenpora 2019

Ada sekitar 4.000 Sekolah Sepak Bola dari 400 Kabupaten/Kota divseluruh Indonesia yang berpartisipasi di Liga Sepakbola Berjenjang Piala Menpora 2019 ini. Liga ini juga menghadirkan pertandingan untuk berbagai usia, yakni U-12, U-14, U-16 dan U-21.

Tentu mahasiswa juga turut serta Liga Sepakbola ini. Tercatat ada sekitar 400 institusi pendidikan tinggi yang mengikuti Liga Sepakbola Berjenjang Piala Menpora 2019 ini. Dan dua diantaranya yakni UPi dan Universitas Siliwangi menjadi pembuka alias kick off di acara pembukaan Liga Sepakbola Piala Menpora 2019 ini.

3. Hadirnya kompetisi sepak bola putri

Pertandingan Sepak Bola Putri Banten vs Cimahi

Liga Sepakbola Berjenjang Piala Menpora 2019 ini juga menghadirkan kompetisi sepak bola putri. yang dinamakan Liga Sepakbola Putri U-17. Tercatat 40 klub putri dari seluruh provinsi di Indonesia mengikuti  Liga Sepakbola Putri U-17. Saat acara pembukaan, dilangsungkan juga pertandingan tim putri antara Banten melawan tim dari Cimahi.

4. Memakai teknologi VAR

Hal yang membuat saya kaget dan kagum adalah penerapan VAR (Video Assistant Referee) di kompetisi Piala Kemenpora 2019 ini. VAR ini sudah sukses diterapkan di Piala Dunia 2018 dan juga di beberapa kompetisi liga Eropa. Nah, penerapan VAR di Piala Kemenpora 2019 ini bisa jadi langkah yang baik karena kabarnya teknologi ini juga akan diterapkan di kompetisi liga profesional Indonesia.

Saya sempat melihat ke lapangan untuk melihat teknologi VAR yang digunakan. Seperti terlihat di gambar, ada dua unit komputer dengan monitor yang memantau area gawang di lapangan. Terlihat lebih sederhana memang tetapi tentu hal sekecil ini juga patut diapresiasi.

5. Kompetisi menuju seri nasional

Piala Kemenpora 2019 ini berlangsung dari 17 Maret 2019 sampai dengan 17 Juni 2019 untuk fase Regional. Tetapi kompetisi tidak berakhir pada Juni 2019. Kompetisi tetap berlangsung sampai September 2019 dengan seri Nasional. Nantinya, pemenang tiap regional akan dipertandingkan di kompetisi Nasional.

Adapun tempat untuk pertandingan kompetisi nasional ini adalah Festival Liga Sepak Bola U12 yang berlangsung di Palembang, Liga Sepak Bola Pelajar U14 yang berlangsung di Solo, Liga Pelajar U16 yang berlangsung di Banten, dan juga  Liga Mahasiswa U21 yang berlangsung di Yogyakarta. Untuk kompetisi Liga Sepak Bola Putri U17 akan dilangsungkan di Bandung, Jawa Barat.

Acara pembukaan dan pengenalan teknologi VAR itu memang diwarnai hujan yang cukup lumayan tetapi cuaca tersebut tidak menghalangi semangat semua orang yang terlibat di kegiatan tersebut. Ketika waktu sudah menjelang Magrib, suasana kegiatan masih terasa, padahal acara sudah selesai. Badan ini juga sudah mulai lelah, butuh istirahat, tetapi hati saya tentu tidak lelah untuk mendukung kegiatan positif Piala Kemenpora 2019 ini.

Bonus foto bareng pak Imam Nahrawi