Pesantren, yang selalu identik dengan kegiatan keagamaan, ternyata memiliki potensi untu melakukan hal lebih dari itu. Potensi tersebut adalah potensi pengembangan ekonomi. Potensi tersebut justru bisa hadir dan melahirkan produk ekonomi kreatif yang bersaing dengan produk lainnya. Potensi itulah yang dicoba dilirik oleh OPOP atau One Pesantren One Product.

OPOP sendri adalah salah satu program dari rangkaian 17 program “Pesantren Juara”. Program ini digagas oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat periode 2018-2023. Hadirnya OPOP diharapkan mampu mendongkrak dunia perekonomian Jawa Barat sekaligus jadi ajang pelatihan pesantren di Jawa Barat dalam ranah menjalankan roda perekonomian.

Saya sendiri jadi salah satu saksi yang menyaksikan betapa menariknya program OPOP ini. Bertempat di Hotel Ibis, TSM Bandung, pada 3 September 2019, saya bisa menyaksikan ribuan pesantren yang menghadiri kegiatan bertajuk “Temu Bisnis dan Simbolis Bantuan Penguatan Modal Usaha”.

 

Kegiatan “Temu Bisnis dan Simbolis Bantuan Penguatan Modal Usaha”

Bersama Gubernur Jawa Barat

Sumber Foto: OPOP

 

Tercatat ada sekitar 1074 pesantren yang lolos dari 1500 pesantren yang mendaftar OPOP. Pesantren yang lolos tersebut melaju ke tahap berikutnya dan mendapatkan bantuan dana untuk pengembangan bisnisnya. Selain seremonial temu bisnis ini, acara tersebut juga menghadirkan pameran berbagai produk dari pesantren yang mengikuti OPOP.

Ada banyak produk menarik yang dipamerkan, mulai dari air minum dalam kemasan, kerajinan tangan, produk cemilan atau makanan, pakaian, sampai bidang jasa seperti melukis hena. Saya pun sempat terkesima dan kagum dengan berbagai produk yang dipamerkan tersebut.

Sebagian produk-produk dari pesantren yang mengikuti OPOP 2019

Oh yah, para finalis dari 1074 pesantren yang hadir di Bandung, selain mendapatkan modal usaha, juga mendapatkan pelatihan selama 8 hari di satu tempat yang sudah ditentukan. Selain itu, mereka juga akan mendapat pendampingan usaha dari orang-orang yang sudah berpengalaman.

Untuk modalnya sendiri, para peserta ini akan mendapat masing masing sebesar 25-30 juta rupiah.
Kegiatan OPOP 2019 akan berlangsung satu tahun penuh. Nantinya akan dipilih pesantren yang jadi juara dalam gelaran OPOP ini. Seleksi pemenang tentu saja berdasarkan kreativitas produk serta bagaimana sistem penjualan ke publik.

Kabar baiknya, OPOP ini tidak hanya akan berlangsung sekali. Setelah kegiatan berlangsung satu tahun penuh, OPOP akan dibuka kembali untuk gelombang kedua. Hal ini dilakukan karena di Jawa Barat khususnya, terdapat sembilan ribu pesantren lebih yang terdaftar.

Foto bersama Ketua Dinas KUMKM Pemprov Jabar
Foto bersama Ketua Dinas KUMKM Pemprov Jabar, Sumber Foto: MegaKartiwan

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Dinas KUMKM Pemprov Jabar saat saya dan beberapa rekan Blogger mewawancarai beliau. Menurut beliau, untuk melaju ke tahap pertama OPOP, ada beberapa tahap yang harus dilalui. Pertama tahap administrasi, yakni tahap untuk mengirimkan proposal bisnis para pesantren dikirim ke https://opop.jabarprov.go.id/.

Setelah itu, petugas OPOP akan menilai layak tidaknya pesantren tersebut untuk lolos ke tahap berikutnya, tentunya penilaian berdasarkan proposao yang dikirimkan. Jika ternyata layak lolos, maka pertugas OPOP akan mendatangi pesantren untuk kemudian wawancara terkait produk yang dihasilkan. Setelah itu, pertugas akan menentukan apakah pesantren tersebut akan lolos ke tahap berikutnya atau tidak.

Tentu kegiatan OPOP ini nantinya boleh diikuti oleh pesantren manapun yang ada di Jawa Barat. Jadi, jika tidak lolos pada tahun ini, malah bisa mengikuti lagi pada tahun berikutnya. Satu program yang menarik tentunya.

Bonus Foto:

saya bersama panah, produk dari salah satu pesantren yang mengikuti OPOP