Ceritanya saya berkesempatan mengikuti seminar tentang investasi yang diselenggarakan di Giggle Box, Istana Plaza. Acara yang digagas oleh Manulife  Asset Management tersebut berlangsung pada jam 4 sore sampe sekitar jam 6 sore. Ini adalah seminar tentang investasi  yang baru saya ikuti. Biasanya saya mengikuti seminar atau workshop tentang film, seni, sastra, atau hal-hal yang berhubungan dengan kreativitas. Seminar tentang investasi ini tentu menjadi pengalaman baru bagi saya sendiri.

Ketika saya datang ke Giggle Box, acara sudah berlangsung beberapa menit. Mungkin sudah sekitar 15 atau 20 menit. Saya terlambat memang. Bukan apa-apa, saya sering lupa jalan menuju Istana Plaza.  Untungnya, acara masih cukup lama. Saya dipersilahkan duduk di depan di sebuah kursi dengan meja berjejer kebelakang. Saya tidak sendiri di meja itu. Dibelakang saya, ada ibu-ibu berkacamata dengan temannya yang tampak serius memperhatikan acara ini. Di sebrang saya, tidak ada orang lain. Namun beberapa menit kemudian, kursi itu kemudian diduduki oleh seorang perempuan muda berusia 19 tahun yang antusias terhadap dunia investasi.

Melihat sekeliling, acara seminar ini cukup menarik. Acara ini dikemas dengan konsep semi formal. Dan yang lebih saya sukai tentu saja makanan gratis bagi peserta seminar. Saat itu, saya ditawari dua jenis makanan, apakah mau risoles atau mau roti krim (entah apa namanya, zupa). Saya pun memilih pilihan kedua karena tampaknya lebih menarik. Sayangnya, lidah saya nampaknya kurang cocok dengan makanan jenis ini. Bukan tidak enak, hanya saja mungkin rasanya kurang  tepat buat lidah saya. Untungnya, ada jus buah jambu yang cukup segar buat badan saya.

Jus Buah Jambu dan Roti Krim
Jus Buah Jambu dan Roti Krim

Ok, cukup bahasan tidak pentingnya. Kembali ke topik utama.

Konsep 3I

Apa yang saya pelajari dari seminar ini? Kalau boleh jujur, saya kurang begitu paham apa yang dikatakan oleh pembicara. Meskipun yang memberi materi menyampaikan materinya cukup baik, percayalah saya mungkin hanya menangkap 30% maksudnya. Dari apa yang ia sampaikan pada intinya hanya pada dua hal berikut.

Pertama, investasi bukan sekadar “menitipkan uang”. Investasi memberikan sesuatu yang lebih dan itu harus dilakukan dari sekarang juga.  Mengapa? Agar kita bisa punya simpanan saat pensiun nanti. Pemateri menggambarkan bahwa rata-rata usia seseorang di Indonesia mencapai 75 tahun. Sementara, usia pensiun umumnya berada di rentang usia 55 tahun. Hal ini berarti bahwa ada dua puluh tahun usia kita nantinya tanpa penghasilan. Jika kita punya investasi, tentu kita tidak akan kesulitan dalam hal finansial. Namun, jika tidak, kita hanya akan merepotkan keluarga kita. Sederhannya, kita jangan menganggap anak kita akan memberi kita makan karena dulunya kita merawat dan memberinya makan. Keadaan demikian tentu saja tidak baik. Dan tentu kita semua tidak ingin menganggap anak kita layaknya “sapi perah”  Inilah yang menjadi pentingnya investasi di saat sekarang.

Kedua, untuk memulai investasi, kita harus melakukan konsep 3I. Konsep 3I adalah Insyaf, irit, dan invest. Insyaf berarti kita harus paham dengan keadaan sekarang. Harga barang yang naik terus, inflasi yang terus meningkat, tetapi gaji stagnan. Kita harus menyadari hal ini sehingga kita bisa benar-benar sadar betapa pentingnya investasi.  Irit berarti kita harus sadar untuk memnuhi kebutuhan bukan keinginan. Kita masih bisa membeli ponsel pintar fungsional dan tidak boros untuk membeli ponsel pintar berkelas hanya untuk gaya. Kita bisa makan dengan kopi yang kita buat sendiri dan tidak memilih kopi yang harganya puluhan ribu satu cangkirnya. Dengan konsep irit ini, kita bisa lebih berhemat. Konsep yang terakhir adalah invest. Konsep ini berarti bahwa kita harus segera beraksi untuk melakukan investasi. Dan investasi bukan sekadar uang sisa dari kebutuhan. Ubahlah konsepnya, yakni berinvestasilah baru sisanya untuk berbelanja.

Pemateri Seminar dari Manulife
Pemateri Seminar dari Manulife

Pentingnya Investasi

Kurang lebih, begitulah isi seminar tersebut. Meskipun tidak mengerti sepenuhnya, tetapi saya paham bahwa pada intinya investasi adalah satu tindakan yang penting untuk kehidupan yang lebih baik di masa depan. Hal ini juga diperjelas ketika selesai acara saya mengobrol dengan salah seorang staff Manulife. Staff tersebut bernama Surya. Ketika acara selesai, dan saya belum menghabiskan makanan, saya pindah meja dan satu meja dengan staff bernama Surya ini. Beliau orang yang supel. Dari cara bicaranya, tampak bahwa beliau adalah orang yang pandai dalam komunikasi.

Dia bertanya “Apakah saya cukup paham dengan seminar ini?” Saya tidak mau berbohong, saya jelaskan bahwa saya kurang mengerti konsep investasi. Apa perbedaannya dengan depositio di bank. Dan beliau dengan sabar menjelaskan konsepnya lebih sederhana.

Beliau mengatakan jika investasi di perusahaan seperti Manulife lebih aman dan memiliki keuntungan yang lebih baik. Uang nasabah tidak disimpan tetapi dibelanjakan di pasar seperti saham atau pasar uang. Dalam jangka waktu tertentu, nasabah kemudian mendapat keuntungan yang lebih dari investasinya. Berbeda dengan depositio di bank yang nilai keuntungan persennya cukup kecil, investasi di Manulife memberikan keuntungan yang lebih baik.

Beliau pun kemudian menjelaskan investasi dengan perumpamaan yang sederhana. Kira-kira beginalah yang beliau ucapkan.

“Investasi di Manulife itu ibaratnya gini. Uang investasi kamu dibelanjakan pemantik (korek api gas). Misalnya harga pemantik satunya adalah Rp 10.000. Kamu pun membeli 100 pemantik, berarti kamu mengeluarkan uang Rp 1.000.000. Ketika inflasi naik dan harga barang pun naik, otomatis harga pemantik juga naik. Misalnya harga pemantik satunya menjadi Rp 15.000, maka tentu kamu mendapat untung.”

Dari apa yang dijelaskan beliau, saya pun mulai paham tentang investasi. Sepulang dari tempat tersebut, saya berpikir bahwa investasi merupakan sesuatu hal yang sangat baik. Saya sadar bahwa selama ini saya cenderung boros. Saya juga mulai sadar bahwa menyimpan uang, baik menabung, investasi atau apapun merupakan langkah yang positif. Bukan untuk orang lain saja, tetapi untuk diri saya sendiri. Kesadaran ini membuat saya tidak menyesal mengikuti acara semintar investasi ini. Setidaknya saya mulai sadar betapa pentingya, menyimpan uang di masa yang akan datang.