Seminar tentang keuangan yang penulis ikuti selalu berujung pada satu hal: investasi. Mulai dari reksa dana, asuransi, dan simpanan depositi di bank, semua itu pasti membicarkan tentang investasi. Jalurnya berbeda tetapi tujuannya sama: mempersiapkan dana untuk masa depan.
Penulis juga sering teribat dalam obrolan warung kopi dengan teman tentang investasi. Meski pada ujungnya dia mengajak saya untuk bergabung dan menjadi agen dari perusahaan terkait investasi.
Penulis juga sering menerima telepon dari orang yang tak dikenal. Menyapa penulis dengan panggilan akrab, seolah kita sudah kenal sejak reformasi dulu. Penulis hanya mengangguk dan sesekali menjawab tidak pada penawarannya tentang berinvestasi.
Pada akhirnya penulis tahu kalau investasi sesuatu yang penting tetapi bukan berartti semuanya jadi genting. Harus ikut semua seolah uang tiap bulan penulis selalu ada.
Penulis juga memilah dan memilih, mana yang perlu untuk saat ini. Dan investasi apa yang tepat yang harus penulis pilih sebagai persiapan dana cadangan.
Penulis hanya punya tabungan. Satu tabungan untuk pendapatan penulis dari bekerja di kantor orang. Satu lagi tabungan simpanan untuk masa depan.
Tapi penulis merasa itu belum cukup. Penulis pernah bermimpi untuk investasi dalam hal lain.
Keinginan Berinvestasi Emas
Terbesit dalam benak penulis, agar penulis bisa investasi emas. Hanya saja bagaimana caranya? Seluk beluk emas tidak pernah ketahui, kecuali perhiasan yang dipakai istri penulis.
Secara kebetulan, penulis “dipertemukan” dengan Pegadaian. Tahu kan? Instansi BUMN yang mengurus soal gadai.
Waktu itu, penulis mengikuti seminar tentang blog. Kebetulan sponsor seminar ini adalah Pegadaian. Waktu itu, penulis antipati. Kenapa harus ada pegadaian? Apa nanti penulis harus menggadaiakan barang? Atau jangan-jangan menggadaikan cinta?
Ah, penulis tidak terlalu peduli sebenarnya. Tapi penulis jadi peduli dan tertarik saat segmen dari pihak Pegadaian yang memaparkan tentang produk-produk Pegadaian. Waktu itu penulis mengerenyitkan dahi.
Apa pasal? Ternyata Pegadaian tidak seperti yang penulis pikirkan. Pegadaian bukan soal meminjam uang dan menggadaikan sesuatu. Pegadaian kini telah berkembang menjadi sebuah instansi BUMN yang lebih modern, yang tidak hanya sekadar meminjamkan uang dan mendapatkan barang sebagai jaminan.
Tabungan Emas dari Pegadaian
Pegadaian kini punya tabungan investasi emas. Namanya “Tabungan Emas Pegadaian”. Tentu ini merupakan sesuatu yang membuat penulis jadi tertarik.
Tabungan Emas Pegadaian merupakan sebuah layanan dari Pegadaian yang mengurus soal penjualan dan pembelian emas dengan fasilitas titipan. Jadi, kita bisa menabung untuk membeli emas di Pegadaian.
Penulis pun ingin tahu lebih banyak soal tabungan berkonsep Pegadaian Emas ini. Penulis tertarik untuk bergabung. Apalagi cara gabungnya cukup mudah, hanya tinggal membawa identitias diri, administrasi sebesar Rp 5.000 dan uang titipan selama setahun sebesar 30 ribu.
Jika sudah bergabung, maka emas bisa dibeli dengan kelipatan 0.01 gram atau senilai Rp. 5.550, (harga emas saat artikel ini dibuat Rp. 555.000,-). Itu artinya, saldo di rekening minimal 0.1 gram dan tidak ada biaya administrasi perbulan seperti di bank.
Dari pemaparan itu, penulis pun langsung membuat rekening saat itu juga. Kebetulan, Pegadaian memang membuka pendaftaran bagi yang hadir hari itu untuk membuka “Tabungan Emas Pegadaian”.
Tiga hari setelah pendaftaran, penulis dapat SMS dari Pegadaian untuk mengambil buku Tabungan Emas Pegadaian” di kantor Pegadaian cabang Pungkur. Penulis pun berangkat pagi sekali ke kantor yang dimaksud.


Penulis tiba di kantor cabang Pegadaian dan langsung diarahkan ke bagian customer service oleh Satpam saat penulis bilang akan mengambil buku tabungan. Perempuan cantik di customer service pun hanya meminta identitas untuk verifikasi dan kemudian memberikan buku tabungan milik penulis.
Berikut bentuk tabungan emas dari Pegadaian
Oh yah, saat itu penulis sempat bertanya, apakah tabungan emas ini harus berbentuk emas jika kita ingin mengambilnya? Dan ternyata, tabungan ini bisa diambil juga dalam bentuk tunai. Hanya saja jika ingin mengambil dalam bentuk tunai, saldo di rekening haruslah senilai dengan 1 gram emas.
Jika ingin mengambil dalam bentuk emas, maka saldo di rekening harus senilai dengan 5 kepingan gram emas atau kelipatannya (10 gram, 25 gram, 50 gram, dan 100 gram) dan ada biaya cetak jika ingin mengambil dalam bentuk emas.
Penulis pun kini merasa senang karena kini penulis bisa punya investasi lain untuk masa depan. Investasi itu adalah simpanan gadai emas di Pegadaian.

Saya biasanya nyicil logam mulia di pegadaian solusi bngt deh buat investasi masa depan
wah… suka investasi juga, btw penasaran blog turiscantik apa?
Saya juga langsung daftar pas tau bisamulai dari 5ribu rupiah.
iyah nih, pegadaian ngemudahin kita buat daftar
Ternyata di Pegadaian gak cuman ‘nitip’ tapi bisa investasi…
Percayaaa Kang Hilman semangat nabung emas di Pegadaian. Sampe jadi orang pertama yang ngambil buku tabungan di Pungkur ya, Kang. 😀
lah ko tau mbak? hehehe