Konferensi Pers Fornas LKSA-PSAA

Fornas LKSA-PSAA atau Forum Nasional Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak – Panti Sosial Asuhan Anak  mencanangkan hari nasional khusus untuk anak yatim. Hari nasional tersebut dicanangkan jatuh pada 26 Juli 2018, yang bearti empat hari sesudah hari anak nasional.

Pencangkang ide soal Hari Anak Yatim Nasional ini digagas Forkas dalam sebuah Musyawarah Nasional atau Munas yang berlangsung pada 24-27 Juli 2018 di Hotel Grand Asrilia, Bandung.  Pada 26 Juli 2018, pulul 13.00 WIB di hotel yang sama, berlangsung konferensi pers terkait Munas ini. Saya hadir pada konferensi pers tersebut dan  mendapatkan banyak informasi baru, terutama soal lemba yang dinamakan LKSA-PSAA.

LKSA-PSAA ini merupakan organisasi yang beranggotakan 5.540 lembaga pengasuhan anak. Lembaga ini diinisiasi oleh para Ketua Panti Asuhan Anak, Praktisi dan Aktivis perlindungan anak. Karena itu, nama lembaga memakai Forum Nasional di depan LKSA-PSAA.

Kolaborasi Musisi dan Anak Yatim

Musyawarah Nasional yang dilaksanakan pada tahun 2018  ini sendiri sebagai momentum untuk pergantian kepengurasan. Pada munas ini, terpilih Ketua Fornas LKSA-PSAA  terbaru yakni,  Drs. H. Yanto Mulya Pibiwanto.

Selain pergantian kepungurusan agenda lainnya adalah pencanangan hari anak yatim nasional serta konsep yang disebut “Dream Collabo-Action; Tanamkan Peduli, Tumbuhkan Kolaborasi”.

Dream Collabo-Action ini adalah sebuah pertunjukan  kolaborasi antara musisi dengan anak-anak panti asuhan. Karena biasanya anak panti usahan diundang hanya untuk menonton pertunjukan, kali ini mereka semua terlibat dalam pertunjukan.  Tujuannya agar potensi anak yatim bisa dikembangkan dan mereka tidak hanya selalu jadi penonton.

Suasana Kegiatan Pertunjukan Dream Collabo-Action di Munas Forkas LPKS

Konsep tema ” Tanamkan Peduli, Tumbuhkan Kolaborasi “ juga bertujuan sebagai  peningkatan standar dan juga kualitas terhadap pengasuhan anak melalui proses pertukaran informasi.

Lewat Dream Collabo-Action ini, Fornas LKSA-PSAA  ini juga berencana melibatkan embaga pengasuhan anak, pemerintah dan juga masyarakat untuk bisa berkolaborasi. Pernyataan ini jadi jawaban dari pertanyaan saya kepada para narasumber saat konferensi pers berlangsung.

Waktu mendapat giliran tanya, saya menanyakan perihal kelanjutan kolaborasi apakah hanya untuk munas saja atau akan ada rencana kedepannya? Dan ternyata, Fornas LKSA-PSAA berencana untuk terus berkolaborasi dan menghadirkan pertunjukan untuk umum. Intinya, munas hanyalah langkah awal saja.

Pentingkah Hari Anak Yatim?

Pokok utama yang jadi sorotan munas adalah soal pencanangkan Hari Anak Yatim Nasional.  Barangkali sebagian pembaca bertanya, apakah memang hari anak yatim nasional itu penting? Mengingat sebenarnya ada hari anak nasional yang bisa disinergikan.

Saat konferensi pers berlangsung, pihak  Fornas LKSA-PSAA mengatakan jika pencanangan Hari Anak Yatim Nasional dilatarbelakangi karena minimnya perhatian terhadap anak yatim saat gelaran Hari Anak Nasional.  Hari Anak Nasional selalu identik dengan perayaan yang dilakukan oleh anak-anak yang bukan yatim piatu. Karena itu hadirnya Hari Anak Yatim Nasional sebagai wujud perhatian terhadap kehadiran anak yatim di Indonesia.

Hadirnya Hari Anak Yatim Nasional juga bukan sekadar seremonial. Hari ini sebagai bentuk tanggung jawab semua lembaga yang berkaitan dengan anak usah untuk peduli terhadap permasalahan sosial yang terjadi pada anak yatim. Contohnya hal yang berkaitan dengan kasus kekerasan terhadap anak yatim yang perlu tindakan dan penanganan yang lebih lanjut.  Selain itu kasus seperti gizi buruk, penelantaran, dan pelecehaan seksual juga jadi perhatian khusus.

Nantinya para pengelola lembaga pengasuhan anak, pemerintah dan juga masyarakat diproyeksikan untuk bisa berkolaborasi. Dalam hal menangani berbagai permasalahan sosial anak yang terjadi saat ini. Bahkan saat ini kasus mengenai kekerasan terhadap anak justru mengalami peningkatan. Jelas ini sangat mengkhawatirkan dan perlu tindakan lebih lanjut untuk menanganinya.

Bapak Drs. H. Yanto Mulya Pibiwanto yang cukup banyak bicara di konferensi pers bicara soal adanya Hari Anak Yatim Nasional  sebagai momentung pengingat untuk lebih peduli terhadap anak yatim dan panti asuhan yang ada di Indonesia.

Pria yang  juga menjabat seabgai Ketua Panti Asuhan Bayi Sehat Kota Bandung tersebut mengatkan pula jika momen ini juga sebagai langkah untuk membuka kesempatan berkolaborasi dengan berbagai aspek pengasuhan anak.

Pencanangan Hari Anak Yatim Nasional juga dapat dukungan dari Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si. atau yang populer dipanggil Kak Seto. Bapak yang menjabat sebagai Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) ini turut mendukung kegiatan munas dan pencanangan Hari Anak Yatim ini.

Menurut Kak Seto, anak panti asuhan juga bagian dari anak-anak Indonesia yang mempunyai hak sebagai anak. Lanjutnya lagi, anak Asuhan adalah anak yang punya hak untuk  tumbuh dan berkembang dengan optimal, serta dilindungi dari berbagai tindak kekerasan.

Dukungan Kak Seto ini menegaskan betapa pentingnya Hari Anak Yatim Nasional. Sayangnya, Kak Seto tidak sempat hadir pada konferensi pers karena ada kegiatan lain di luar kota. Namun, Kak Seto tetap hadir pada saat pertunjukan Dream Collabo-Action seperti pada foto berikut ini.

 Dream Collabo-Action di Munas Forkas LPKS bersama Kak Seto

Dengan terselenggarakannya Munas di Bandung ini,  Fornas LKSA-PSAA berharap banyak  lembaga yang ikut berkolaborasi dan menuyukseskan banyak program yang berkaitan dengan anak yatim. Terlebih dengan adanya Hari Anak Yatim Nasional, jadi peluang untuk lembaga atau organisasi atau pihak mananpun agar lebih peduli terhadap anak yatim di Indonesia.