Salah satu bidang yang saya apresiasi di zaman pemerintahan Jokowi adalah industri kreatif. Bidang ini adalah bidang yang paling maju. Hal ini bukan omong kosong belaka. Memang industri kreatif ini adalah salah satu program dari Pak Jokowi yang ingin dimajukan ketika beliau pertama kali menjabat sebagai presiden di 2014 lalu.

Fokus ke industri kreatif ini terbukti dari cara Jokowi membuat sebuah badan yang fokus pada industri kreatif, yakni Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif). Badan ini fokus dalam memajukan industri kreatif. Dan hal itu ternyata bukan isapan jempol belaka.

Lima tahun kebelakang ini, industri kreatif memang sedang tumbuh. Terutama untuk bidang aplikasi dan game developer, dunia perfilman dan animasi, fotografi dan sebagainya. Pertumbuhan paling pesat ditunjukan dari munculnya startup yang bermain di ranah aplikasi dan teknologi.

Berdasarkan data yang ditujukan oleh situs Beritasatu.com, Indonesia menempati posisi keempat sebagai negara dengan pertumbuhan startup terbesar. Jumlah startup di Indonesia sampai 2018 mencapai 1.705 startup. Jumlah yang tentunya sangat besar.

Pertumbuhan startup ini juga dilandasi dengan munculnya 4 unicorn dari Indonesia. Keempat unicorn tersebut adalah Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak. Unicorn sendiri adalah status untuk startup yang sudah mencapai valuasi $1 Juta atau sekitar Rp14 triliun rupiah.

Lahirnya 4 unicorn baru dan banyaknya startup di Indonesia yang muncul adalah salah satu bukti bahwa pertumbuhan industri kreatif, terutama di bidang teknologi memang meningkat.

Pertumbuhan industri kreatif juga dialami di bidang fashion dan kerajinan. Dua industri tumbuh beberapa tahun belakangan in. Pertumbuhan tersebut dipengaruhi karena peran penting internet, semisal kehadiran media sosial dan situs marketplace yang bisa menjadi jembatan untuk mempertemukan supply dan demand.

Hal ini dapat dilihat dari banyaknya orang yang membuat produk sendiri atau istilah kerennya DIY (do it yourself) atau swakarya. Banyak produk buatan sendiri yang dijual seperti topi dari bambu, kreasi gantungan kunci, atau membuat lampion dari angpao.

Lantas, dimana peran pemerintah dalam pertumbuhan industri kreatif ini? Seperti yang sudah disebutkan di awal, pemerintah Indonesia, terutama empat tahun belakangan ini sangat mendorong pertumbuhan industri kreatif.

Sektor ekonomi kreatif ini berkontribusi besar pada ekspor nasional dan penyerapan tenaga kerja. Kedua indikator tersebut ternyata meningkat dari tahun ke tahun. Terbukti dari data yang menunjukan kalau pelaku atau tenaga kerja di industri kreatif meningkat pesat.

sumber : http://agribisnis.co.id/industri-kreatif/

Pada 2015 lalu, tercatat 15,46 juta orang yang terlibat di industri kreatif.  Pada 2018, jumlah tenaga kerja yang terlibat di industri kreatif meningkat sampai 16,91 juta. Hal ini berarti pertumbuhan tenaga kerja di industri kreatif meningkat sampai 2,5 juta selama 4 tahun.  Jumlah tersebut tentu akan bertambah pada tahun-tahun berikutnya.

Berkat industri kreatif yang semakin tumbuh ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat sampai 78%. Angka tersebut merupakan yang tertinggi di dunia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia membawa rasa percaya diri untuk Indonesia agar keluar dari zona middle income trap.

Bagi yang belum tahu, Indonesia saat ini terjebak dalam kondisi middle income trap. Istilah tersebut mengacu pada suatu negara yang masyarakatnya terjebak di pendapatan menengah. Indonesia sedang bertahap keluar dari zona ini.

Untuk keluar dari zona tersebut, pemerintah Indonesia mengandalkan dua bidang andalan, yakni industri pariwisata dan industri ekonomi kreatif. Dua industri inilah yang membuat Indonesia percaya diri karena kedua industri tersebut cukup membawa pengaruh besar pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Apakah hal tersebut hanya klaim pemerintah?

Saya berani mengatakan tidak. Saya, sebagai salah satu pelaku di industri kreatif, melihat sendiri selama 4 tahun kebelakang, pertumbuhan industri kreatif tergolong cepat. Hal ini dapat dilihat dari lahirnya tempat-tempat yang mewadahi para pelaku industri kreatif untuk berkarya. Di Bandung misalnya, ada tempat bernama Bandung Creative Hub, sebuah rumah kreatif yang selalu ramai dan diisi dengan kegiatan kreatif.

Bekraf juga turut serta untuk mendorong industri kreatif semakin maju. Terbukti dari hadirnya situs bernama Go Startup Indonesia. Situs ini adalah platform yang mempertemukan para pelaku startup dan investor.

Oh yah, biar tidak terkesan subjektif, izinkan saya perkenalkan seorang teman yang terlibat di industri kreatif. Namanya Firman. Dia memiliki produk baju anak yang ia jual lewat situs martketplace seperti Tokopedia. Firman juga seorang desainer, pernah bekerja di agency, dan sudah terlibat di industri kreatif lebih dari 10 tahun.

Firman ini cukup kritis ke pemerintah tetapi kritis yang mendasar dan tidak asal. Satu hal yang ia apresiasi dari pemerintah adalah industri kreatif. Menurutnya, di tangan pemerintahan sekarang, industri kreatif tumbuh sangat cepat dibandingkan tujuh atau delapan tahun lalu. Ia memberi apresiasi lebih terhadap kinerja Jokowi pada bidang ini.

Pernyataan dari Firman menunjukan kalau industri kreatif mengalami peningkiatan empat tahun terakhir ini. Di luar sana, masih banyak “Firman lain” yang mengatakan hal serupa. Lingkungan pertemanan saya yang bergerak di industtri kreatif juga meengatakan kalau industri kreatif Indonesia tumbuh pesat dan akan semakin tumbuh dalam beberapa tahun kedepan.

Disclaimer:

Tulisan ini dibuat untuk diikutkan pada lomba flash blogging di event “4 Tahun Industri Kreatif” Bersama Kementerian Komunikasi dan Informasi, 23 November 2018 di Hotel Aryaduta Bandung