Halo Pembaca, tahu tidak kalau jumlah bahasa di dunia itu mencapai 6 ribu sampai 7 ribu bahasa. Angka tersebut memang hanya perkiraan karena mungkin faktor penutur bahasa tertentu yang berkurang.
Contohnya di Indonesia, ada banyak bahasa di Indonesia. Namun, sebagian besar masyarakat Indonesia lebih banyak memakai bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa lain yang mereka gunakan biasanya hanya digunakan pada lingkungan atau kondisi tertentu.
Contohnya saya pribadi lebih banyak memakai bahasa Sunda untuk percakapan dengan teman yang juga bertutur bahasa Sunda. Di tempat lain mungkin juga serupa karena tiap daerah punya bahasa lokalnya masing-masing alias bahasa tempat asal mereka. Istilah bahasa ini sering disebut sebagai bahasa Ibu.
Bahasa Ibu adalah bahasa pertama yang dipelajari manusia saat lahir, alias bahasa asal mereka. Untuk menghargai bahasa Ibu ini, UNESCO menetapkan tiap 21 Februari sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional. Karena itu, di Februari, sering diadakan kegiatan atau event yang bertema bahasa Ibu.
Merajut Indonesia dan Nadia Nesa
Salah satu contohnya adalah event diskusi lewat IG Live Bincang Mimdan #4 yang dilakukan akun IG @merajut_Indonesia pada Minggu 27 Februari 2022 lalu. Karena kebetulan saya follow akun IG @merajut_Indonesia, saya jadi tahu informasi tersebut. Karena itu, kegiatan IG Live tersebut tidak saya lewatkan. Oh yah, IG Live Bincang Mimdan ini sering banget diadakan lho.
Ngomong–ngomong, @merajut_Indonesia adalah sebuah program yang di inisiasi PANDI (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia). Pandi lewat Program Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara (Mimdan) ini bertujuan agar nantinya Aksara yang ada di Indonesia berbentuk digital. Target akhirnya tentu agar berbagai macam Aksara bisa dipakai di Internet melalui perangkat pintar seperti laptop, telepon genggam dan lainnya.
Adapun tema diskusi IG Live tersebut adalah tentang menjadi Youtuber berbahasa daerah. Sebagai bintang tamu, ada Nadia Nesa, yang sepanjang kegiatan live IG dipanggil Uni oleh host dari @merajut_Indonesia, Evi Sri Rezeki.
Nadia Nesa sendiri adalah Youtuber dengan nama akun sesuai namanya. Konten video yang ia sajikan sering berhubungan dengan tanah kelahirannya, Minang.

Menariknya, ia bicara di kontennya memakai bahasa Minang. Hal ini yang membuat konten video Nadia Nesa menjadi unik jika dibandingkan yang lain.
Menurut saya, justru konten yang beda ini yang membuat sebuah video di Youtube dilirik. Terlebih jika para pembaca bukanlah orang terkenal alias hanya orang biasa yang sekadar lewat, tentu tidak akan punya video dengan jumlah views yang banyak jika sekadar melakukan vlog. Pengecualian buat mereka yang terkenal seperti Atta Halilintar, RANS, dan lain-lain.
Ucapan Seth Godin, penulis dari Amerika, tampaknya cukup benar. Ia menulis bahwa “Sedikit lebih beda lebih baik daripada sedikit lebih baik”. Kalimat yang kemudian dipopulerkan Pandji Pragiwaksono tersebut rasanya memang relevan di era ketika informasi terlalu banyak didapatkan.
Hal tersebut yang saya lihat dari Nadia Nesa. Saat artikel ini dibuat, jumlah subscriber perempuan yang berasal dari Bukittinggi, Sumatera Barat tersebut adalah 46 ribu. Jumlah tersebut tergolong tinggi untuk seorang Youtuber yang mengangkat tema dengan ceruk pasar tertentu.
Tips Membuat Video Youtube dari Nadia Nesa
Dalam IG Live tersebut, Nadia Nesa memulai Youtube dari 2016. Ia mengatakan kalau ia konsisten bicara bahasa daerahnya sebagai salah satu cara melestarikan bahasa Ibu yang ia gunakan. Di video Youtube-nya, ia tidak sepenuhnya bicara bahasa Minang. Ia juga menggunakan bahasa Indonesia agar lebih mudah menjangkau banyak orang.
Penggunaan dua bahasa ini ia lakukan karena ia melihat banyak penontonnya yang tertarik dengan bahasa Minang. Audience dari channel Youtube-nya memang ada dari orang yang serumpun atau bertutur bahasa Minang. Namun, ada juga orang yang bukan serumpun dan hanya ingin tahu soal kebudayaan atau bahasa Minang.
Dari pembicaraan di IG Live, saya mendapatkan beberapa tips, terutama bagi mereka yang ingin jadi Youtuber, khususnya Youtuber dengan fokus bahasa daerah. Berikut tips-tipsnya.
1. Tidak Sekadar Buat Konten, tapi Juga Konsep dan Riset
Fokus pada konten memang jadi syarat utama para kreator Youtube. Namun, tidak sekadar membuat konten asal saja. Seperti yang dilakukan Nadia, dalam membuat konten, ia sering membuat semacam konsep lewat outline sebelum menjadi sebuah video konten yang tayang.
Contohnya dalam membuat konten bahasa daerah, ia sering bertanya pada teman atau kerabatnya soal pelafalan kata tertentu. Contoh lain, ia melakukan riset sebelum membuat konten yang bertema wisata atau soal budaya.
2. Memahami Konten yang Dibuat
Maksud dari poin adalah soal pemahaman soal kreator tentang video yang ia buat. Misalnya, Nadia membuat konten berbahasa daerah, karena ia menyukai soal konten tersebut dan paham terhadap bahasa tersebut. Terlebih ia juga punya tujuan mulia untuk melestarikan bahasa.
Jangan sampai kreator membuat sebuah video karena ikut-ikutan saja. Contohnya lagi ramai soal investasi dan saham, malah buat soal video tersebut. Padahal yang membuat tidak punya latar belakang atau pembelajaran soal saham.
3. Tetap Relevan dengan Audience
Dalam IG Live tersebut, Nadia Nesa mengatakan kalau dalam membuat konten, ia tidak ingin membuat konten ikutan-ikutan yang gampang viral. Contohnya membuat prank, drama atau lain-lainnya. Ia ingin fokus pada kontennya yang mengusung tema budaya dan bahasa Minang.
Meski masih fokus pada konten intinya, Nadia tetap membuat konten video yang relevan agar bisa menjangkau banyak orang. Contohnya, kalau ada film yang lagi ramai dibicarakan. Ia membuat konten reviu film tersebut dalam bahasa Minang.
Ia juga bisa membuat konten viral dan menjangkau lebih banyak orang. Contohnya adalah konten video Nadia yang bahas soal perbandingan bahasa Minang vs Sunda vs Jawa vs Palembang. Konten tersebut tentu akan lebih banyak orang yang relevan dan menonton, karena ada 4 bahasa di dalamnya.
Tips-tips tadi hanyalah dasar dari isi pembicaraan yang menarik selama lebih dari satu jam. Ada banyak hal lain yang juga dibicarakan pada IG Live tersebut. Pembaca bisa menyaksikan rekaman video IG Live tersebut di akun IG @merajut_Indonesia.
Siapa tahu setelah membaca artikel ini atau menonton videonya, pembaca jadi terinspirasi dalam membuat konten Youtube berbahasa daerah. Karena Nadia Nesa juga terinspirasi dari Youtuber Bayu Skak, kedepan, bisa jadi Nadia Nesa yang jadi inspirasi buat para kreator Youtube lain yang ingin fokus ke konten video dengan niche budaya atau bahasa daerah.