Enam tahun terakhir ini, setidaknya saya sering pergi ke Jakarta. Tidak sering memang. Hanya sekali atau dua kali dalam setahun. Urusan pergi ke Jakarta ini berbagai macam, datang interview saat masih cari kerja, nonton Teater JKT48 saat sedang ngefans berat, liputan peluncuran produk smartphone, atau kegiatan lainnya yang mengharuskan saya hadir di Jakarta.
Saya juga pernah datang ke Jakarta (tepatnya ke Tanggerang sih) secara tiba-tiba jam 3 pagi lewat panggilan teman. Ceritanya teman saya ini sedang ada masalah keluarga. Dia nelepon saya jam 3 pagi dan minta antar untuk ke rumah bibinya di Tanggerang. Waktu itu saya antar dia naik bis ke Tanggerang. Tentang hal ini akan saya ceritakan di lain hari.
Yang akan saya ceritakan di tulisan adalah soal perjalanan saya ke Jakarta. Biasanya saya pergi ke Jakarta kalau tidak naik bus, yah naik travel. Sampai tulisan ini dibuat, saya belum pernah pergi ke Jakarta naik kereta api, begitu juga pulangnya.
Kalau mau dihitung-hitung, seringnya, saya naik travel dibandingkan naik bus ke Jakarta. Begitu juga sebaliknya. Memang sesekali naik bus tapi pengalaman naik travel Jakarta Bandung atau sebaliknya terasa lebih mengasyikan.
Ada beberapa alasan kenapa saya lebih suka naik travel dibandingkan naik bus. Alasan-alasan tersebut bisa disimak berikut ini.
1. Kemudahan membeli tiket kapan saja

Alasan ini yang membuat saya suka naik travel ke Jakarta atau dari Jakarta ke Bandung. Saya bisa membeli tiket jauh-jauh hari sebelum hari keberangkatan. Misalnya, saya dapat undangan untuk menghadiri sebuah acara di hari Rabu, saya bisa merencanakan membeli tiket seminggu sebelumnya, atau malah lebih lama lagi. Saya juga bisa memilih waktu keberangkatan dan posisi duduk yang saya mau. Tidak hanya tiket keberangkatan, tiket pulang juga bisa saya rencanakan untuk membeli terlebih dulu.
Bandingkan dengan naik bus. Kalau saya naik bus, setidaknya saya harus pergi ke terminal terlebih dulu. Bus terpagi yang berangkat ke Jakarta dari terminal Kota Bandung (Leuwipanjang), berangkat pukul 05.00 WIB. Biasanya berangkatnya ngaret kalau busnya belum penuh-penuh amat.
2. Lebih nyaman

Alasan kedua adalah karena travel memiliki kursi duduk yang lebih nyaman dibandingkan kursi duduk bus. Kursi duduknya gak bikin sakit punggung dan enak buat tidur, apalagi kalau kebetulan kursi mobil travel tidak penuh.
Bandingkan kalau naik bus, saya harus mencari tempat duduk kosong dan bukan tempat duduk yang saya inginkan. Tidur di bus juga kurang nyaman karena suasannya tidak lebih adem dibandingkan mobil travel.
3. Tidak terlalu banyak orang

Poin ini masih menyambung dengan poin kedua yakni soal kenyamanan karena tidak begitu banyak orang di dalam kendaraan. Mungkin ini subjektif tetapi kalau saya pribadi, saya merasa lebih nyaman di sebuah mobil yang hanya berisi sedikit orang. Umumnya mobil travel hanya berisi 8 sampai 12 orang. Bandingkan dengan bus yang jumlah kursinya bisa mencapai 80 orang, bahkan bus kadang melebihkan kapasitas untuk orang yang mau berdiri sepanjang perjalanan.
4. Bisa memilih rute sesuai tujuan

Travel biasanya menyediakan beberapa rute tujuan yang bisa saya pilih. Semisal, saya ingin ke daerah Thamrin, maka saya bisa memilih travel yang menyediakan perjalanan langsung ke daerah Thamrin. Atau ketika dulu saya nonton JKT48, saya bisa langsung ke fx Sudirman, mal tempat teater JKT48 berada.
Kalaupun tempat tujuan yang saya tuju tidak ada rutenya dari Bandung, saya bisa mencari yang terdekat dari lokasi tujuan. Dari lokasi tujuan, saya bisa naik transportasi on-demand alias ojeg online.
Bandingkan dengan naik bus. Kalau naik bus, saya harus tanya dulu ke supir untuk mencari tahu saya harus teman dimana ke lokasi yang ingin saya tuju di Jakarta. Cukup merepotkan.
5. Tidak ada gangguan pengamen dan penjual minuman

Tidak ada cerita mobil travel disusupi pengamen atau penjual “cang ci men”. Berbeda dengan bus yang saat di terminal dan saat di perjalanan, selalu ada pengamen dan penjual yang menjajakan makanan minuman.
Tidak ada yang salah sebenarnya cuman kadang banyak pengamen jalanan yang sikapnya sering memaksa kalau tidak ngasih uang. Mending kalau suaranya bagus, ini mah tampilan bertato, rambut merah, dan suara cempreng. Nyanyi pas lagi panas-panasnya.
Pernah juga saya temuan penjual makanan yang memaksa saya untuk membeli makanannya, tidak kasar sih, tapi jatuhnya saya gak ikhlas belinya. Bagi sebagian orang faktor kelima bisa jadi hal yang cukup mengganggu.
Karena lima faktor tersebut, saya masih betah menggunakan travel. Harga naik mobil dari Bandung ke Jakarta sedikit lebih mahal dibandingkan naik bus tapi harga yang sedikit mahal ini cukup worth it dengan kenyamanan yang diberikan. Kalaupun pakai bus, biasanya dalam kondisi tertentu atau mendesak seperti kursi mobil travel sudah penuh.